Kamis, 07 Juli 2011

Resep Bola Bola Keju Untuk Sajian Alternatif Perayaan Idul Fitri

Sebentar lagi bulan puasa akan datang, ini pastinya akan menjadi momen yang tepat bagi kita sebagai umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Saya juga sangat menunggu bulan berkah ini, karena banyak manfaat yang bisa diambil dalam bulan puasa dan juga suasana spesial yang penuh dengan kemeriahan, kebahagiaan dan toleransi antar umat beragama.

Dan sehabis puasa, pasti kita akan memeriahkan hari kemenangan. Hari yang sangat baik bagi kita untuk saling memaafkan dan berkumpul dengan sanak saudara. Banyak keceriaan dan kehangatan dalam hari ini, dilengkapi dengan suasana baru, hati yang baru, semangat baru dan aneka kue lebaran pasti akan lebih melengkapi indahnya hari ini. Sehubungan dengan itu, saya mau berbagi resep yang baik untuk sajian di hari lebaran, resepnya tentang bola-bola keju.

Bahan-bahan yang digunakan untuk kue bola-bola keju adalah:

Tepung terigu 200 gram
Susu bubuk 50 gram
Gula halus 75 gram
Keju tua (diparus) 175 gram
Mentega 150 gram
Kuning telur 2 butir
Kuning telur (kocok untuk memoles) 1 butir
Keju muda (diparut untuk ditabur) 50 gram
Garam halus 1/2 sendok teh

Caranya adalah:
1. Sediakan tepung terigu, susu bubuk dan garam kemudian dicampur dan sisihkan. Setelah itu, anda bisa mengocok mentega dan gula halus hingga menjadi lembut dan putih. Langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan kuning telur dan kocok lagi hingga berwarna putih.
2. Langkah kedua, anda bisa masukkan campuran tepung terigu pertama, dan aduk dengan sendok kayu sampai adonan tercampur rata. Lalu masukkan keju tua parut dan aduk rata kembali.
3. Setelah jadi, anda bisa ambil adonan sedikit-sedikit menjadi bola-bola kecil, letakkan di atas loyang yang sudah diolesi mentega
4. Jika sudah semua, maka tinggal dipanggang dalam oven dengan api sedang selama 20 menit, Jika sudah matang, anda bisa olesi permukaan kue dengan kuning telur, lalu taburi permukaannya dengan keju muda yang sudah diparut. Panggang lagi sebentar selama lima menit.
5. Kalau sudah matang semua, tinggal diinginkan sebentar dan siap untuk disajikan.

Itulah resep sederhana dari bola-bola keju. Selain gampang membuatnya, makanan ini juga enak dan bergizi. Anak-anak pasti akan sangat menyukainya, dan cocok untuk dihidangkan untuk perayaan hari idul fitri bersama keluarga. Disamping bola-bola kecil, anda juga pasti sudah menyiapkan cake lebaran yang lain untuk menyambut tamu yang datang ke rumah. Selamat berpuasa

Selasa, 28 Desember 2010

Perayaan Tahun Baru Cina Syarat Dengan Tradisi Khas Budaya Cina


Bagi Anda yang rindu dan penasaran dengan eloknya tradisi kebudayaan masyarakat di negeri Cina tak perlu jauh-jauh terbang ke Tiongkok. Pasalnya euforia perayaan Tahun Baru Cina tak ubahnya seperti etalase kebudayaan China. Bisa dilihat selama Sin Cia, atraksi barongsai dan liong yang menawan bakal dengan mudah dijumpai. Mulai di mal sampai di kampung, atraksi seni tersebut laris manis ditanggap. ”Selama perayaan tahun baru Imlek, kelompok barongsai saya memang pentas jauh lebih banyak dari biasanya. Bisa sampai lebih dari 20 kali,” ujar rohaniawan Konghucu yang juga pemimpin Kelompok Barongsai Tripusaka Solo, Adji Chandra.

Nah, itu kalau keseniannya. Bagi yang gemar berburu baju-baju model terbaru sebagai koleksi, model pakaian modifikasi mode China atau mode China asli tentu begitu mendominasi etalase-etalase butik maupun mal. Tinggal pilih, mana yang sesuai dengan ukuran badan dan sesuai dengan kantong Anda.

Aneka kuliner
Bagi pecinta kuliner juga sama saja. Sebab, aneka kuliner lebih tumpah ruah dalam perayaan tahun baru tersebut. Sehinga tak hanya dapat menikmati bakso dan bakmi saja. Mulai dari sapo tahu, kwetiau, i fu mi, nasi hainan, nasi tim ayam sampai sup rajungan yang berpadu asparagus komplet dapat dijumpai dalam sejumlah bazar makan yang umumnya digelar pada rangkaian perayaan tersebut. ”Termasuk kudapan asli dari China sendiri juga tersedia lebih banyak,” ujar pemilik Toko Sinar di Pasar Gede, Gian Setyadi.

Menurut Gian, kudapan semacam manisan jeruk ponkam, biskuit buah aneka rasa, kwaci China sampai permen-permen rasa buah khas China dengan bungkus yang berwarna-warni yang menarik tersedia komplet di tokonya selama perayaan Tahun baru Imlek. Semuanya juga impor langsung dari China. ”Namun harganya tetap murah. Untuk permen saja rata-rata Cuma Rp 17.000-an per bungkus. Isi satu bungkusnya 50 biji,” tutur Gian.

Untuk yang ingin menyaksikan beragam ritual menyambut Sin Cia, hiruk pikuk aktivitas sembahyang di klenteng maupun vihara juga bisa dilihat lebih sering ketimbang biasanya. ”Klenteng terbuka untuk siapa saja, termasuk bagi yang ingin mencari peruntungan atau pengobatan lewat Ciam Si,” begitu kata Ketua Klenteng Ann Poo Kiong Coyudan, Maryono.

Keunikan-keunikan lainnya jika dicermati tentu banyak yang menarik. Bisa dilihat bagaimana orang keturunan China saling memberi salam, bertegur sapa bahkan kebiasaan di meja makan. Tentunya bagi yang belum tahu, itu sangat berguna untuk memperkaya khazanah pengetahuan kebudayaan.




Sumber : http://www.solopos.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Aneka Makanan & Kue Cina Imlek

Wah sebentar lagi Imlek kan datang loch, yuk kita siapkan makanan dan kue cina imlek sebagai sajian lezat perayaan Tahun Baru Cina nanti. Makanan Sincia di Indonesia sangat unik dan berbeda jauh dari negeri asalnya, berbeda juga dengan negeri lain semisal Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, dsb. Kalau lebih spesifik lagi, bahkan tiap daerah akan berbeda pula, baik nama, cara masak, gaya dan rasanya.

Sajian dan rangkaian makanan Sincia yang berhasil saya cari dan dapatkan sedikit referensi adalah seperti di bawah ini. Contoh menu meja sajian Sembahyang Imlek:

Sajian Utama :
  • Ca Rebung Iris Kasar (di dalamnya kadang disertakan juhi, haisom, abalone dan taoco)
  • Ca Rebung Iris Halus (bersama kepiting, udang, atau hisit)
  • Daging masak kecap (biasanya digunakan daging babi)
  • Sosis daging masak kecap
  • Masakan dari kaki
  • Masakan dari paru
  • Masakan dari lambung
  • Sate daging
  • Ayam O (dimasak bersama taoco dan facai)
  • Opor Ayam
  • Sambel Goreng (ampla, hati ayam, dan petai)
  • Mi Goreng

Kue-kue wajib di meja sajian :

  • Kue Keranjang (disusun 3, 4, atau 5 buah dihias dengan kertas minyak warna merah)
  • Kue Moho (bisa diganti dengan Kue Mangkok, biasanya dicari yang berwarna merah jambu atau merah). salah satunya diletakkan di atas susunan kue keranjang.
  • Kue Ku warna merah
  • Kue Lapis
  • Wajik (warna merah atau cokelat gula merah)
  • Kue Nagasari
  • Kue Bugis
  • Kue Lemper (dibungkus seperti burung)
  • Madu Mongso
  • Bongko Cunduk, Bongko Meniran, atau Bongko Kopyor
  • Coro Bikang
  • Ketan Tetal (ketan warna biru disajikan dengan sambal ebi)

Manisan wajib :

  • Tangkue
  • Angco (kurma merah, bisa diganti dengan manisan ceremai warna merah. Biasanya manisan ini disajikan dalam piring-piring kecil atau ditusuk-tusuk seperti sate. Ditata di atas meja khusus bernama cenap. Biasanya tiap tusuk mewakili satu leluhur.)
  • Buah-buahan wajib :
  • Pisang Raja atau Pisang Mas 1 sisir
  • Tebu
  • Srikaya
  • Jeruk Bali, sebagai lambang persatuan (masih lengkap dengan tangkai dan daunnya)
  • Delima merah
  • Nanas
  • Lengkeng
  • Jeruk Lokam
  • Belimbing
Biasanya buah-buahan ini dihiasi atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah.



Sumber : http://community.kompas.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Tahun Baru Cina Bukan Hari Raya Agama

Sebentar lagi masyarakat keturunan Tionghoa merayakan Hari Raya Imlek. Imlek adalah hari raya tahun baru cina berdasarkan penanggalan Imlek yang dirayakan setiap tanggal 1 bulan pertama kalender Imlek. Maka perayaan Imlek disebut Sin Cia (tahun baru).

Kalender Imlek adalah penanggalan yang menganut perhitungan berdasarkan peredaran bulan (lunar calendar). Tidak seperti kalender masehi (kalender Gregorian) yang berdasarkan peredaran matahari (solar calendar).

Perayaan Imlek juga disebut Chun Cie (pesta musim semi). Hal itu erat kaitannya dengan keadaan musim di Tiongkok, di mana penduduk mengalami perubahan dari musim dingin yang suram dan dingin menjadi musim semi yang cerah dan sejuk, serta penuh dengan kehidupan baru dari flora dan fauna. Maka kedatangan musim semi sangat disyukuri dan dirasakan patut dirayakan dengan penuh sukacita.

Pada Hari Raya Imlek, wihara dan kelenteng penuh sesak oleh orang-orang yang datang untuk sembahyang. Oleh sebab itu, banyak orang yang bukan etnis Tionghoa dan bukan beragama Buddha mengira Imlek adalah hari raya agama Buddha sebab wihara adalah tempat beribadat umat Buddha.

Imlek bukan hari raya agama Buddha. Hari raya agama Buddha adalah Tri Suci Waisak yang memperingati tiga peristiwa penting, yaitu hari lahir Pangeran Sidharta Gautama, hari Pangeran Sidharta Gautama menjadi Buddha dengan dicapainya penerangan sempurna, dan hari wafatnya Sang Buddha dan masuk Pari Nirwana.

Imlek juga bukan hari raya agama Konghucu. Hari raya agama Konghucu adalah hari lahir Nabi Konghucu, hari wafatnya Nabi Konghucu dan Hari Genta Rohani (Hari Nabi Konghucu meninggalkan jabatan pemerintah dan mengembara ke dalam dunia spiritual).

Hari Raya Imlek adalah pesta rakyat yang paling utama dalam almanak Tionghoa, yang dirayakan dari tanggal satu bulan satu Imlek sampai dengan tanggal 15 bulan satu Imlek (Cap Go Me), selama 15 hari.

Etnis Tionghoa merayakan Imlek di wihara dan kelenteng bukan hanya menyembah Buddha, tetapi juga untuk menyembah dewa-dewa dan orang suci untuk menyatakan rasa syukur, berterima kasih, serta memohon perlindungan dan kebaikan bagi keluarganya di tahun-tahun yang akan datang.

Sejak ribuan tahun lalu, di negeri Tiongkok banyak orang sekaligus menganut tiga agama, Buddha, Tao, dan Konghucu, sehingga dapat disebut sebagai agama Sam Kao atau Tri Dharma. Ciri agama orang Tionghoa sampai sekarang masih banyak yang bercorak agama majemuk. Dalam hal kepercayaan, orang Tionghoa umumnya tidak mutlak percaya pada satu agama, melainkan mengambil unsur-unsur tertentu dari berbagai agama masing-masing. Banyak etnis Tionghoa di Indonesia yang juga menyembah dewa-dewa majemuk.

Prof Kong Yuanzhi, Guru Besar Bahasa dan Kebudayaan Indonesia, Fakultas Studi Ketimuran (Oriental Studies), Universitas Peking, dalam bukunya Silang Budaya Tiongkok Indonesia, menyatakan, di Jakarta selama 1650 - 1975, berturut-turut telah dibangun 72 wihara dan kelenteng. Dewa-dewa dan orang suci yang dipajang di dalam 72 wihara dan kelenteng itu seluruhnya berjumlah 115 macam.

Jadi, di wihara atau kelenteng tidak hanya ada patung Buddha, tetapi juga banyak patung lainnya. Antara lain Kwan Im, Kwan Kong, Konghucu, Toa Pekong, Dewi Langit, Dewi Samudra, Dewa Tanah, dan Delapan Dewa.

Sebagai contoh, di Wihara Boen Bio (Kelenteng BOEN TJHIANG SOE) yang dibangun sekitar 1906 di Jalan Kapasan Dalam, Surabaya, dipajang patung-patung: Bodhisatwa Kwan Im, Bodhisatwa Ksitigarbha, Zhao Gongming, Kwan Kong, Dewa Tanah, Dewi Tian Hou, dan lain-lain.


Setara dengan Thanksgiving Day

Perayaan Imlek mempunyai makna pengucapan syukur atas berkat dan kelimpahan yang sudah diterima pada tahun yang baru lalu dan permohonan berkat dan pertolongan baik dari Thian (Tuhan), dewa-dewa, maupun leluhur pada tahun yang akan datang.


Di Amerika Serikat diselenggarakan pesta rakyat "Thanksgiving Day" yang dirayakan pada hari Kamis kedua bulan November. "Thanksgiving Day" bermula dari tradisi pesta panen masyarakat pertanian yang sudah dirayakan sejak masa kejayaan Yunani dan Romawi. "Thanksgiving" dirayakan sebagai tanda terima kasih pada Tuhan atas keberhasilan panen pada musim itu.

Di Amerika Serikat sejak 1863, "Thanksgiving Day" ditetapkan sebagai Hari Raya Nasional. "Thanksgiving Day" menjadi pesta rakyat yang tidak terkait dengan suatu agama, sehingga segenap warga negara Amerika Serikat merayakannya dengan sepenuh hati.

Seperti halnya "Thanksgiving Day" Imlek juga bukan hari raya keagamaan. Imlek adalah pesta rakyat yang dirayakan secara tradisional oleh etnis Tionghoa dari segala macam agama di seluruh dunia. Dan mereka merayakannya dengan penuh suka cita dan mengucap syukur sesuai dengan ajaran agama masing-masing.



Sumber : http://luxsman.blogspot.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Senin, 27 Desember 2010

Budaya Tahun Baru Cina di Indonesia

Hampir 12 (dua belas) kali sudah kalau tidak salah perayaan Tahun Baru Imlek alias Tahun Baru Cina dijadikan sebagai bagian dari hari libur Nasional Republik Indonesia. Era KH Abdurrachman Wahid merupakan penyegaran dan cahaya baru khususnya bagi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, setelah lebih dari 30 tahun tidak diperbolehkan menunjukkan jatidirinya sebagai suatu suku bangsa. Masih segar dalam ingatan, sebelum tahun 1998, apa saja yang berbau Cina dianggap tidak nasionalis, tidak patriotik, dan dalam banyak hal dikait-kaitkan dengan komunisme di RRC. Hal ini berlangsung ketika hubungan Indonesia dengan Cina terputus pada tahun 1966 dan baru mengalami perbaikan pada tahun 1989.

Pelarangan atas segala macam hal berbau Cina berlangsung dalam banyak cara. Seperti keharusan mengganti nama dari nama Cina ke nama Indonesia atau nama Cina yang diindonesiakan, pelarangan agama Konghuchu sehingga etnis Tionghoa harus memilih salah satu dari lima agama yang diakui di Indonesia, penutupan sekolah-sekolah berbahasa Cina sampai dilarangnya penggunaan bahasa Cina secara meluas diseluruh Indonesia, serta perlakuan-perlakuan diskriminatif lainnya seperti dipersulitnya mereka memasuki ranah politik, militer dan bahkan hingga masalah kewarganegaraan dimana untuk mengurus KTP saja harus menunjukkan surat bukti kewarganegaraan Indonesia (yang seharusnya tidak perlu, karena mereka yang kelahiran Indonesia secara otomatis adalah WNI). Warna Cina hanya nampak pada klenteng-klenteng yang pada masa Orde Baru sangat terbatas kegiatannya. Kendati Feng Shui (atau bahasa selatannya Hong Shui). Tapi dengan terbukanya klep ketertutupan ini pasca 1998, perlahan kebudayaan Cina mulai kembali menunjukkan jatidirinya ditengah masyarakat Indonesia. Bahkan pada awal tahun 2000-an salah satu televisi swasta terkemuka ditanah air mulai menayangkan berita berbahasa Mandarin setiap hari dengan durasi setengah jam dan berlangsung hingga kini. Aneka macam budaya Cina-pun mulai kembali ditekuni seperti makin maraknya grup Barongsai yang anggotanya bukan hanya dari etnis Tionghoa, melainkan juga dari kalangan pribumi tanpa memandang asal usul dan agamanya (pendek kata kesenian Barongsai sudah menjadi milik bersama), Wushu, Kungfu dan kursus bahasa Mandarin.

Kebangkitan Budaya Minoritas
Belakangan kian banyak keturunan Cina Indonesia yang dengan terbuka menyebut dirinya sebagai etnis Tionghoa. Kendati sebenarnya mereka berasal dari suku Hokkien, Hokchia, Teochew, Hakka (Ge), Kanton, Mandarin dan sebagainya, namun di Indonesia mereka dianggap satu sebagai etnis Cina alias Tionghoa (atau kalau di Metrotv disebut Chaina.. sebunyi dengan Caina bahasa Sunda yang artinya ‘airnya’). Kesadaran ini muncul seperti dengan keterbukaan mereka menyebut diri sebagai umat Tri Dharma (khususnya Konghuchu) dan mengganti agama dalam KTP mereka dengan Konghuchu. Segala sesuatu yang berbau Cina kini sudah menjadi kelaziman, kendati huruf Cina hanya muncul sporadis tidak seperti di Malaysia atau Singapura. Kesadaran ini mirip dengan kebangkitan suku Cornish di Inggris Barat Daya (daerah Penzance) yang berusaha membangkitkan kembali Bahasa Cornish setelah dua abad menghilang dan mulai membuahkan hasil dengan diakuinya bahasa Cornish sebagai bahasa daerah di Inggris Raya.

Tentunya budaya Cina di Indonesia ini akan berbeda dengan yang ada di Malaysia, karena secara sejarah dan sosio-politik keduanya sudah terpecah dan identitas keindonesiaan dikalangan etnis Tionghoa inipun bervariasi pada setiap individunya.Tapi, yang bisa diambil sebagai garis besar, etnis Cina Indonesia dalam banyak hal bisa jauh lebih nasionalis dibanding dengan orang pribumi Indonesia sendiri. Banyak kisah yang menyebutkan bahwa orang Cina Indonesia di mancanegara mengidentifikasi dirinya sebagai orang Indonesia. Bangsa Indonesia bersuku Tionghoa.Pada Tahun kelinci ini, mudah-mudahan terjadi perubahan berarti. Apalagi dengan semakin diakuinya aneka budaya khas Tionghoa diberbagai segi hidup masyarakat Indonesia, diharapkan akan membentuk suatu harmonisasi yang luar biasa, pembauran yang hakiki, bukan pembauran semu seperti yang terjadi selama era sebelumnya. Meski stereotype dan diskriminasi masih ada.Dalam contoh kecil ditempat saya kuliah, saya bisa melihat betapa mahasiswa pribumi dan mahasiswa keturunan Cina bisa membaur dengan gayengnya. Tidak ada pengkotak-kotakan pergaulan berdasarkan ras dengan menggunakan bahasa persatuan yang sama dan tentunya visi perkawanan yang sebangun. Budaya minoritas (berlaku juga pada budaya-budaya daerah) bukan ancaman bagi persatuan bangsa, sepanjang bisa diatur dengan sebaik-baiknya dan tetap pada koridor sebagai pemerkaya budaya bangsa Indonesia.

Saya bangga dengan kemajemukan, kendati mengalami proses asimilasi (baik asimilasi parsial atau total) tentunya setiap minoritas berhak mempertahankan meski sebagian dari budaya leluhurnya. Revitalisasi budaya seperti budaya Cina ini tidak perlu ditakuti, karena toh mereka sudah menyatakan dan merasa memiliki Indonesia ini sebagai tanah tumpah darah mereka, bukan Chungkuo atau Tiongkok yang merupakan tanah asal leluhur mereka.



Sumber : forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Trend Fashion di Tahun Baru China


Perayaan Tahun baru china tak kan lama, segala hidangan dan ornamen dengan tema imlek pun mulai ramai dimana-mana. Lalu bagaimana dengan persiapan rancangan busana tradisional China menghadapi tahun barunya?

Selama bertahun-tahun, cita rasa rancangan tradisional China sudah mempengaruhi fashion dunia. Kerah yang khas, potongan ketat, sampai bahan berkilat dilengkapi dengan motif hiasan cerah.Desainer fashion asal China pun sudah makin menggenggam dunia, yang terutama dikawal oleh nama besar Vivien Tam asal Guangzhou. Di dalam acara China Fashion Week, mereka menjulangkan nama perancang lokal hingga diakui dunia, seperti Liang Zhi, dan Gioia Pan.

Menariknya, para perancang China seperti kembali mengenalkan garis-garis tradisional negeri yang dulu dikenal sebagai Tirai Bambu ini. Dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang semakin diakui dunia, rasanya selera masyarakat China pun makin bisa menggeser taste berpakaian dunia.Dalam suasana Chinese New Year ini, Cantik Selamanya memperkenalkan kembali tentang tiga jenis baju tradisional China yang biasa dikenakan masyarakat di sana kala merayakan Tahun Baru Musim Semi:


Pien-Fu

Jenis pakaian yang indah ini banyak dikenakan oleh berbagai karakter dalam film-film klasik China, salah satunya dalam salah satu scene di "House of Flying Daggers" [2004].

Pien-fu sebetulnya adalah pakaian yang biasa dipergunakan untuk berbagai perayaan, terdiri dari terusan memanjang hingga ke tumit seluruhnya merupakan hasil pintalan sambung. Jika melihat hasil akhirnya yang seolah merupakan jahitan beberapa pakaian, padahal hasil pemintalan yang dikerjakan sekaligus, bisa dibayangkan betapa rumit proses pembuatannya.

Sebagai aksen, dapat dikenakan sehelai rok tambahan. Sebetulnya, pengenal utama untuk pien-fu adalah pada mahkota silinder yang menjadi elemen pembeda dengan seragam "Qi Pao" ala China yang lebih "modern" [lihat gambar baju berwarna merah di pojok kiri atas di bagian awal artikel ini]. Semakin rumit proses pengerjaan kainnya, yang terlihat dari motif dan alur sulaman, makin tinggi derajat penggunanya.

Sekarang, orang sudah tidak lagi mempergunakan Pien-Fu karena dianggap tak praktis. Namun Pien-Fu tetap menjadi inpsirasi fashion karena kesan kuat tradisional China nan anggun yang ditampilkannya.


Chang Pao

Dalam dialek China juga dikenal sebagai "qípáo" [旗袍] atau "qípáor" [旗袍儿]. Seperti Pien-Fu, Chang Pao merupakan baju terusan yang jatuh hingga ke tumit sering disebut sebagai gaun panjang. Dengan sedikit variasi corak warna dan jenis bahan, membuat rancangan ala Chang Pao bisa dipakai untuk tujuan formal, pesta, atau keperluan sehari-hari.

Chang Pao kadang dimaknai dengan semangat nasionalisme karena masih dipergunakan masyarakat awam kala terjadi pergolakkan melawan pengaruh asing di awal abad 20. Konon, di awal era Dinati Qing [pertengahan 1600-an], pernah ada peraturan bahwa siapapun yang tak menggunakan rancangan ini akan dihukum mati.

Sifat bebasnya yang menjadi penyebab mengapa gaya Chang Pao masih dipergunakan untuk rancangan pakaian resmi bergaya China hingga sekarang. Menurut sejarah, Chang Pao kemudian mengalami evolusi dan digantikan oleh rancangan "Zhongshan", yang antara lain kerap dipakai oleh Dr. Sun Yat Sen di awal 1900-an. Pergeseran desain tersebut antara lain yang menandakan ide keterbukaan China akan budaya luar, terutama untuk masalah pendidikan.

Zaman sekarang orang sering menyebut Chang Pao sebagai Cheongsam. Style ini memberikan kesan potongan ala China yang bisa dibuat sangat modern, hingga bisa dipadupadankan dengan celana jins.


Shen Yi

Shen-Yi [深衣] adalah jenis terakhir yang biasa dipergunakan dalam perayaan Tahun Baru China tradisional. Sebetulnya, Shen-Yi adalah perpaduan dari Pien-Fu dan Chang-Pao yaitu dari atasan panjang yang dijahit dengan rok. Jahitan inilah yang membedakan Shen-Yi dan style sebelumnya. Shen-Yi sendiri lahir pada periode yang kurang lebih bersamaan dengan Chang-Pao, menggambarkan bahwa China di suatu saat pernah mengalami pergerakan budaya secara pesat seperti sekarang.

Umumnya Shen-Yi memiliki tiga lapisan. Lapisan paling bawah adalah yang berupa seperti t-shirt dan langsung ditutupi oleh bagian pakaian utama. Bagian terluar adalah jaket, yang sebetulnya merupakan pilihan kala menghadapi musim dingin.

Meskipun rumit, Shen-Yi sebetulnya adalah pakaian informal, yang biasa dipadankan dengan sepatu hitam bersol putih. Ornamen pita-pita, akan menambahkan nilai formalitasnya. Warna hitam putih adalah yang menyebabkan Shen-Yi bisa dipakai di suasana paling formal, dikenakan oleh para petinggi negara, kaum cendikia, maupun pemuka agama. Gaya Shen-Yi adalah warisan Suku Han, yang mendominasi masyarakat China.

Fashion China memang indah. Gaya ala Asia Timur yang mereka ciptakan sebelumnya telah mempengaruhi tata berpakaian tradisional di Jepang dan Korea. Konon, Kimono adalah adaptasi gaya Shen-Yi di Jepang. Sekarang gaya tradisional China telah menambah estetika gaya berpakaian seluruh dunia, termasuk bagi masyarakat Indonesia.

Their traditional style is just lovely...



Sumber : http://www.cantikselamanya.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.

Siapkan Hidangan Istimewa khas Tahun Baru Cina


Tanpa terasa sebentar lagi kita akan menyambut perayaan Tahun Baru Cina yang pada tahun 2011 ini jatuh pada tanggal 3 Februari. Selain ornamen-ornamen cantik khas negeri Tiong Hoa, biasanya juga disediakan masakan dan hidangan lezat lainnya yang tak kalah menarik untuk dicoba karna begitu khas dan istimewa di perayaan tersebut. Kira-kira hidangan seperti apa saja yang biasanya meramaikan suasana ini ? Yuk sama-sama kita simak dan kita persiapkan dari sekarang !

Nian Gao atau kue keranjang. Disebut kue keranjang karena cetakannya yang terbuat dari keranjang. Nian sendiri berarti tahun dan Gao berarti kue. Gao juga homonim dengan kata “tinggi”, itulah mengapa kue keranjang sering disusun tinggi/bertingkat-tingkat. Makna di balik ini ialah pengharapan agar rezeki dan kemakmuran akan semakin tinggi. Pada masa silam, semakin tinggi susunan nian gao maka semakin tinggi pula status sosial keluarga tersebut.

Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol rezeki karena bunyi karakter “ikan (yu)” sama seperti karakter :”berlebih.” Makanya ada ungkapan “nian nian you yu” yang artinya “setiap tahun berlebih (rezekinya).”

Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan agar dikaruniai panjang umur.”

Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai hidangan yang dapat membawa keberuntungan.

Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai “ji” yang homonin dengan kata “selamat,” Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang berukuran paling besar, jadi berarti “besar selamat alias amat selamat.” Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti “amat selamat nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun.” Selain jeruk Bali, jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.

Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar kehidupan senantiasa “manis” pada tahun baru mendatang.



Sumber : http://properti.kompas.com
FlowerAdvisor adalah situs e commerce tentang pengiriman toko bunga online dan hadiah. Cari tahu lebih lanjut tentang artikel hadiah Imlek dan pengiriman bunga untuk keluarga Anda dan kerabat secara khusus.